Cari Blog Ini

Jumat, 02 Desember 2011

renungan dari seekor ELANG

Elang adalah hewan yang sangat mengagumkan dan di sukai oleh banyak orang…karena merupakan sosok hewan yang terbilang sangan menarik, symbol kegagahan, mata yang tajam, dan perawakan yang sangan mempesona pada saat ia terbang di angkasa….
 elang adalah hewan yang termasuk dalam panjang umurnya Yaitu sekitar 70 tahun, ‘ya ga jauh beda ma umur manusia’….
Tapi, tau ga sich, ternyata elang tidak mudah menghadapai  ujian dalam hidupnya untuk mendapatkan umur hingga 70 tahun.
Elang dalam hidupnya dihadapkan kepada dua piliahan yang teramat sulit diantara ia harus mati dan mendapat umur panjang.

Karena pada saat elang berumur sekitar 40 tahun ia mengalami penuruna daya tubuhnya,
- yang dimana paruhnya yang tadinya kuat menjadi bertambah panjang dan          melengkung hingga mencapai dadanya serta tak sekuat yang dulu,
- matanya yang tajam mulai merasa buram dalam jarak jauh,
- sayap yang dulunya begituh ringan pada saat ia terbang sekarang telah menjadi berat karena bulu bulu mulai terasa besar dan lebat.  Hal ini menjadi masalah yang besar dalam hidup seekor elang.
Bila ia ingin mendapat umur yang panjang maka elang harus menentukan pilihannya untuk berubah…. Ia harus pergi ke gunung selama 150 harian  dan  membauat sarang ditepi tebing yang curanm, selama itu ia tiap hari harus mematukan paruhnya yang panjang ke batu tebing yang keras hingga puruh itu patah dan akhirnya lepas dan digantikan dengan yang baru setelah itu ia harus mencabuti bulunya yang telah melebat yang ada di seluruh tubuh dan sayapnya hingga di dapatkan bulu2 yang baru dan ia membiasakan meliah pinggiran tebing untuk memperbaiki penglihatannya …… hal yang melelahkan ini harus dilewati oleh seekor elang yang ingin berumur panjang, ini dilaikukan oleh elang selam kurang lebih 5 bulan, diama ia harus berusaha dengan kersa merubah hidupnya.
          Elang tadi di hadapi kepada dua pilihan yang sangat begituh penting dalam hidupnya hingga ia mendapat kan umur yang panjang…..

          Kisa ini berlanku juga buat kita yang ingin merubah hidupnya yang sekarang dan mendapatkan apa yang di cita2kannya kelak…. Perjuang elang selam  5 bulan itu membuah kan hasil menambah umurnya sekitar 30 tahun…
 Liat diri kita saat ini sekarang kita kira2 berumur 20 tahunan, kita tinggal berusaha 4 tahun kita akan mendapatkan kemudahan hingga 50 tahun kedepan” andai umur kita hingga 70, amieen….” . hingga kita dapat meneruskan ke anak2 kita kelak….

Selasa, 12 April 2011

Macet Jakarta Vs Macet Beijing


Apa yang dilakukan pemerintah kota Beijing tersebut mungkin telah dijalankan pemerintah kota DKI Jakarta. Hanya saja, rencana yang disampaikan Beijing terasa lebih terarah dan sistematis, sementara Jakarta baru sekadar wacana dan penuh polemik.

Contoh wacana penanggulangan masalah lalu lintas di Jakarta yang hingga detik ini masih terkatung-katung adalah program monorail, pengembangan jalur Busway berikut armadanya, pemberlakuan zona lalu lintas terbatas, hingga tarif parkir.

Selain itu, pemerintah Jakarta juga lebih senang menyalahkan industri otomotif yang terus memproduksi kendaraan. Hal ini berbeda dengan pola pandang Beijing yang ternyata tidak memusingkan laju produksi mobil di kotanya.

“Beijing tidak khawatir dengan perusahaan otomotif. Yang kami fokuskan adalah membuat penataan agar kita memiliki aturan penggunaan mobil,” lanjut Liu. Pada intinya, Liu menjelaskan pemerintah tidak akan membatasi kepemilikan kendaraan kepada publik.

Di Jakarta yang dirasakan justru berlainan. Setiap dimintai keterangan tentang kemacetan, para pembuat kebijakan selalu mengambinghitamkan populasi kendaraan yang setiap hari bertambah.

Hal ini membuat kesan bahwa pemerintah Jakarta sudah pusing mencari solusi. Bahkan menjadi lucu ketika kemacetan Jakarta dikatakan harus menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Kontra sekali dengan Beijing yang menangani masalah kotanya bersama dengan kota-kota lain di China.

Pemerintah Beijing sendiri sadar bahwa apabila tidak dilakukan perbaikan sistem kelola lalu lintas dari sekarang, kota tersebut akan mengalami masalah berat dalam lima tahun ke depan.

Pusat Pengembangan Data Beijing mencatat pada tahun 2015 kota ini akan dihuni 7 juta mobil. Dengan kata lain, di saat itu setiap mobil hanya memiliki kemampuan meluncur rata-rata kurang 15 km/jam. Ya, kecepatan ini masih jauh lebih baik dari kondisi di Jakarta hari ini ketika pagi dan petang.

Pemerintah Jakarta ternyata juga lebih pusing dari Beijing. Lihatlah bagaimana kepolisian dan pemda DKI Jakarta yang kini sibuk menerapkan peraturan teknis mikro berupa penutupan kases masuk pusat perbalanjaan hingga pengaturan ulang lajur putar arah.

Kedua pihak berwenang tersebut bahkan telah mengeluarkan wacana tentang pembatasan jalur untuk kendaraan berat (truk). Terobosan ini juga terasa instan dan sebenarnya bukan solusi taktis.

Nick Reilley, salah seorang petinggi General Motos yang sempat berkantor di Shanghai, China, pernah mempertanyakan arus kendaraan industri di Jakarta tatkala dirinya berkunjung ke Ibu Kota.

“Bagaimana mungkin truk-truk besar ikut membelah kota bersama mobil-mobil penumpang? Tidakkah Jakarta memiliki jalur khusus ke pelabuhan dari kawasan industri? Kemacetan kota meningkatkan biaya tinggi untuk industri,” katanya kepada Dapurpacu.com.

Ketika diajak melintas gedung Parlemen di Senayan, Nick juga sempat bertanya tentang tujuan truk-truk yang sedang melaju di tol Gatot Soebroto. Saat mengetahui, bahwa sebagian besar truk tersebut akan menuju pulau Sumatera, Nick menggelengkan kepalanya. “Benar-benar masuk kota…,” ucapnya.

Pemerintah Beijing tidak sedikit pun memusingkan hal tersebut. Pasalnya, tata ruang kota di Beijing sudah diarahkan sesuai pelaksanaan rencana jangka panjang. Tak sekadar untuk kelancaran mobilitas publik, tapi juga mengukur kepentingan bisnis dan industri.

Sekali lagi, ini kontras dengan Jakarta yang dengan mudah memberikan izin pendirian mall-mall, sementara tidak berfikir panjang tentang aspek yang akan ditimbulkannya. Pemerintah Jakarta juga cenderung baru bergerak ketika masalah mulai menghimpit.

Maka tak salah jika masyarakat kota Jakarta kini mendesak adanya sebuah perubahan dalam kelola lalu lintas. Tanpa ada reaksi cepat dari pemerintah daerah DKI Jakarta bukan mustahil Twitter dan Facebook akan terus berisi cacian untuk gubernur.

Pertanyaannya, mengapa Jakarta tidak belajar, atau setidaknya mengintip upaya yang sedang giat dilakukan pemerintah Beijing. Cobalah tengok tentang rencana pembangunan tiga Ring Road di Beijing sebagai kopensasi akan diberlakukannya batas emisi kendaraan ekstrim di tengah kota.

“Penerapan batas emsisi yang ekstrim akan mengurangi mobilitas kendaraan di tengah kota, sekaligus menjaga lingkungan. Namun untuk menjamin mobil-mobil yang belum memenuhi syarat emisi tetap bisa bergerak, kami akan menyediakan Ring Road,” ujar Wu Changhua, seorang pakar lingkungan hidup yang duduk dalam komisi perencanaan tata ruang kota Beijing.

Ya, inilah Jakarta, sebuah kota yang memiliki masalah sama dengan Beijing, namun menyimpan strategi penanganan berbeda.

Sumber : http://www.dapurpacu.com/jakarta-beijing-macetnya-sama-tapi-beda-bag-2/

Kamis, 31 Maret 2011

5 fakta seputar bir..... hihihi.... perhatikan yaaa...

- Jika Amerika Serikat mempunyai minuman beralkohol resmi, barangkali bir yang akan terpilih. Menurut data Brewers Association, pasar minuman bir di Amerika mencapai 101 miliar dollar AS pada tahun 2009.  Selain di negeri Paman Sam, bir termasuk dalam minuman yang populer di seluruh dunia.
Meski mengandung alkohol, ternyata bir juga punya manfaat bagi kesehatan. Dalam takaran kecil, bir disebutkan bisa mencegah penyakit jantung. Di tengah kontroversi mengenai minuman ini, kami sajikan 5 fakta mengenai bir.
1. Kandungan di dalam bir
Kandungan utama dari bir adalah air, juga bunga, jamur dan padi-padian. Bir mendapat rasa khasnya dari hops, sejenis bunga merambat. Sementara itu kandungan alkoholnya berasal dari padi-padian, terutama jewawut (barley), yang dibiarkan berkecambah dan mengeluarkan ragi. Penelitian menunjukkan bir mengandung berbagai jenis protein yang dihasilkan dari yeast.
2. Kandungan anti kanker
Tanaman hops yang memberi rasa pahit serta aroma buah pada bir ternyata punya kekuatan melawan kanker. Menurut studi tahun 2009 yang dimuat dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, Hops memiliki antioksidan, pelawan sel kanker, yang lebih baik daripada red wine, teh hijau, atau produk kedelai. Antioksidan yang cuma ditemukan dalam tanaman hops ini disebut xanthohumol.
Masalahnya adalah untuk mendapatkan manfaat antioksidan dari hops kita perlu minum sekitar 118 galon (450 liter) bir setiap hari. Karena itu para peneliti kini tengah berusaha khasiat antikanker dalam hops ini bisa dibuat menjadi pil.
3. Menguatkan tulang
Walau bir bukan tergolong minuman yang direkomendasikan tapi minuman ini mengandung silikon yang baik untuk kesehatan tulang. Dalam studi yang dimuat dalam Journal of the Science of Food and Agriculture, bir yang kaya akan kandungan barley dan hops memiliki silikon lebih banyak dibanding bir yang terbuat dari gandum.
4. Berdampak buruk untuk ginjal
Manfaat buruk bir sepertinya sudah diketahui banyak orang, mulai dari membuat mabuk, menimbulkan kecanduan berat, mengganggu tidur, dehidrasi, hingga memicu penyakit ginjal dan meningkatkan risiko kanker. Pecandu alkohol juga berisiko 7 kali lebih tinggi menderita kanker pada organ pencernaan.
5. Baik untuk jantung
Ilmuwan Kanada menemukan bahwa minum alkohol dapat meningkatkan level kolesterol ke kadar baik. Penelitian selama bertahun-tahun memang menyarankan minum alkohol dalam kadar cukup (tidak lebih dari 14 gram) karena memiliki manfaat kesehatan yang positif.

Kompas.com